Dampak pemanasan global terjadi lebih sering akhir-akhir ini. Hal tersebut tentunya sangat memengaruhi ekosistem di planet Bumi.
Mulai dari perubahan iklim tidak menentu, gelombang panas, hingga seringnya kemunculan badai besar disinyalir sebagai imbas dari pemanasan global.
Selain itu, para ahli juga tengah dibuat cemas dengan banyaknya bukit es yang mencair di Kutub Selatan dan Kutub Utara akibat meningkatnya suhu Bumi.
Kondisi tersebut tidak hanya berdampak buruk bagi ekosistem, tetapi juga mengancam kelangsungan hidup organisme di planet kita.
Pasalnya, mencairnya bukit es di kutub Bumi mampu mempercepat laju pemanasan global hingga memicu kekacauan iklim.
Jika tidak segera ditanggulangi, maka kondisi Bumi akan jauh lebih suram dalam beberapa dekade ke depan.
DAFTAR ISI
Apa Itu Pemanasan Global?
Pengertian pemanasan global atau global warming ialah, fenomena meningkatnya suhu rata-rata di permukaan maupun atmosfer Bumi.
Kondisi tersebut menyebabkan menipisnya lapisan ozon, yang berfungsi untuk melindungi Bumi dari radiasi ultraviolet matahari.
Menipisnya lapisan ozon tak hanya membuat temperatur Bumi jadi lebih panas, tetapi juga memengaruhi perubahan cuaca hingga mengurangi kualitas air dan udara.
Seperti diketahui, temperatur permukaan Bumi terus menanjak dari masa ke masa.
Pada tahun 2021 saja, peningkatan suhu Bumi mencapai 1,11 derajat Celsius lebih tinggi dari baseline suhu global pra-industri (antara tahun 1850–1900).
Lalu, apa saja penyebab pemanasan global? Berikut ulasannya.
Penyebab Pemanasan Global
Para ahli lingkungan menyepakati bahwa penumpukan gas rumah kaca di atmosfer bumi merupakan penyebab pemanasan global.
Sejatinya, gas rumah kaca seperti karbon dioksida, uap air, hingga metana berfungsi untuk memerangkap energi matahari, sehingga Bumi menjadi hangat dan layak huni.
Namun aktivitas manusia seperti menggunakan bahan bakar fosil secara berlebihan, memaksa atmosfer menyerap lebih banyak gas rumah kaca.
Akibatnya energi panas matahari yang terperangkap jauh lebih banyak, sehingga temperatur permukaan bumi menjadi meningkat.
Selain eksploitasi bahan bakar fosil, membabat hutan untuk tujuan alih guna lahan juga menjadi penyumbang terbesar gas rumah kaca ke atmosfer bumi.
Dampak Pemanasan Global
Seperti yang telah disebutkan di atas, pemanasan global berimbas pada kesehatan lingkungan hingga makhluk hidup yang ada di planet Bumi.
Agar lebih jelas, berikut dampak pemanasan global yang wajib Rangers waspadai.
Dampak Pemanasan Global bagi Lingkungan
1. Meningkatnya Volume Air Laut
Peningkatan suhu bumi telah membuat jutaan ton es di Kutub Utara dan Kutub Selatan mencair. Kondisi itu mengakibatkan terjadinya peningkatan volume air laut.
Imbasnya, banyak wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil menghilang dari permukaan.
Sebagai negara kepulauan, Indonesia juga merasakan dampak dari meningkatnya volume air laut.
Menurut Badan Riset Kelautan dan Perikanan, setidaknya terdapat 24 dari 17.504 pulau telah tenggelam sejak tahun 2005 silam.
Bahkan, jumlah ini diprediksi akan terus bertambah seiring meningkatnya permukaan air laut.
2. Perubahan Iklim yang Tidak Menentu
Rangers, apakah kalian sadar kalau dalam beberapa tahun terakhir perubahan cuaca menjadi lebih sulit untuk diprediksi?
Dahulu pada Oktober hingga Maret, hujan akan membasahi seluruh wilayah Indonesia. Namun, saat ini perkiraan tersebut sering kali meleset.
Perubahan iklim dipengaruhi oleh sinar matahari, kelembapan dan tekanan udara.
Namun temperatur bumi yang terus meningkat, lambat laun mengubah pola perubahan cuaca.
Akibatnya, beberapa wilayah di bumi mengalami kekeringan karena kemarau panjang.
Sementara daerah lainnya lebih sering tergenang banjir akibat tingginya intensitas curah hujan.
3. Tingginya Intensitas Kemunculan Badai Besar
Dampak pemanasan global juga memicu kemunculan badai besar menjadi lebih sering.
Seiring dengan meningkatnya suhu, proses penguapan air laut menjadi lebih cepat.
Kondisi ini akan memperburuk curah hujan ekstrem, sehingga dapat memicu fenomena alam seperti angin kencang, banjir, serta longsor.
Selain itu, temperatur air laut yang kian memanas juga berpotensi mengundang badai tropis berkekuatan besar.
Mulai dari siklon, hurikan hingga taifun, jenis-jenis badai ini sering kali merusak lingkungan bahkan memakan korban jiwa.
4. Hilangnya Gletser di Pegunungan
Tak hanya mencairkan es di perairan, global warming juga merusak gletser pegunungan.
Melansir The Washington Post, UNESCO melaporkan bahwa sepertiga dari semua gletser yang menjadi warisan dunia diprediksi lenyap pada tahun 2050.
Dalam daftar tersebut, Glester Yellowstone dan Yosemite di Amerika Serikat hingga Gunung Kilimanjaro sangat mungkin mencair dalam 30 tahun ke depan.
Permasalahan mencairnya gletser tidak hanya menghilangkan keindahan lanskap. Lebih dari itu, fenomena ini juga mengundang bencana seperti longsor salju dan banjir besar.
Dampak Pemanasan Global bagi Makhluk Hidup
5. Punahnya Spesies Hewan dan Tumbuhan
Perubahan iklim yang menjadi dampak pemanasan global berpotensi menggiring flora dan fauna menuju kepunahan.
Pasalnya, perubahan cuaca secara drastis akan merusak habitat hewan dan tumbuhan.
Kepunahan spesies flora dan fauna jelas memengaruhi ekosistem dan rantai makanan.
Hingga akhirnya akan memicu krisis pangan yang mengancam kehidupan manusia.
6. Meningkatnya Wabah Penyakit
Mulai dari peningkatan suhu, curah hujan ekstrem hingga perubahan iklim, semua dampak pemanasan global itu dinilai mampu mempercepat penyebaran penyakit.
Wabah malaria, kolera, hingga demam berdarah adalah serangkaian penyakit yang jamak menjangkit tubuh manusia.
Kondisi ini diperparah dengan perubahan iklim yang dapat menurunkan imunitas manusia. Sehingga penyebaran wabah penyakit dikhawatirkan bisa terjadi lebih cepat.
7. Krisis Pangan dan Air
Karena dapat memicu kekeringan, salah satu dampak pemasan global bagi makhluk hidup adalah rusaknya lahan pertanian karena kekurangan pasokan air.
Ditambah lagi dengan menghilangnya gletser di puncak gunung, hal tersebut secara otomatis akan mengurangi pasokan air di Bumi.
Akibatnya, hasil pertanian dan peternakan akan semakin menyusut. Jika tidak ditanggulangi dengan cepat, risiko ini dapat bermuara pada krisis pangan.
Nah Rangers, untuk mengantisipasi dampak pemanasan global yang lebih parah, salah satu solusinya adalah mengurangi emisi gas rumah kaca.
Mari kita berkontribusi dalam mengurangi gas rumah kaca dengan menghemat listrik, beralih ke transportasi umum, hingga mengurangi penggunaan plastik.
Nantikan berbagai informasi menarik lainnya dari Lokakita.com, ya.
Semoga bermanfaat!