Apa itu pertanian organik? Bagaimana manfaatnya bagi para petani dan kelestarian alam? Untuk mengetahui jawabannya, simak ulasan dari Lokakita berikut ini.
Topik pertanian organik memang tengah hangat diperbincangkan. Alasannya, sebab sistem budi daya ini dipercaya ampuh meningkatkan produksi pangan lokal.
Selain itu, pertanian organik digadang-gadang mampu mengurangi dampak kesehatan akibat penggunaan bahan kimia berbahaya.
Ditambah lagi teknik yang satu ini ahli nilai lebih ramah lingkungan, sehingga sangat baik digunakan dalam upaya pelestarian alam.
Nah Rangers, jika tertarik mempelajari pertanian organik, penting untuk mengetahui pengertian, prinsip, serta manfaat dari metode tersebut.
Agar tidak keliru, baca ulasan mengenai apa itu pertanian organik berikut ini, ya.
DAFTAR ISI
Apa Itu Pertanian Organik?
Melansir laman resmi Dinas Pertanian Kabupaten Buleleng, pertanian organik dapat diartikan sebagai teknik pertanian yang tidak menggunakan bahan kimia (non sintetik).
Sebaliknya, metode ini lebih menekankan penggunaan bahan-bahan dari alam yang bersifat organik, untuk meningkatkan kesehatan tanah berserta hasil panennya.
Sedangkan menurut Food and Agriculture Organization (FAO), pertanian organik adalah sistem manajemen holistik dengan pendekatan berwawasan ramah lingkungan.
Karena itu, teknik ini biasanya turut memperhatikan biodiversitas, siklus biologi, serta aktivitas biologis tanah dalam proses pelaksanaannya.
Prinsip Dasar Pertanian Organik
Berdasarkan publikasi Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Sulawesi Selatan, dapat diketahui beberapa prinsip dasar pertanian organik yang harus dipatuhi masyarakat.
Prinsip-prinsip tersebut sejatinya dirumuskan oleh International Federation of Organic Agriculture Movements (IFOAM), dengan rincian sebagai berikut.
1. Lingkungan
Pertama, lokasi kebun harus bebas dari kontaminasi bahan-bahan sintetik. Karena itu, lahan garapan tidak boleh berdekatan dengan pertanian yang bersifat non-organik.
Lahan yang sudah tercemar masih bisa digunakan, namun diperlukan langkah konversi selama dua tahun berdasarkan prinsip pertanian organik.
2. Jenis Tanaman
Menyesuaikan kawasan pertanian dengan jenis tumbuhan yang ditanam, merupakan syarat wajib dalam pelaksanaan sistem pertanian organik.
Karena itu, varietas yang ditanam sebaiknya yang telah beradaptasi dengan baik di daerah setempat. Lalu, ia juga tidak membawa dampak buru bagi lingkungan sekitar.
3. Pola Penanaman
Pola penamaman hendaknya berpegang pada prinsip-prinsip konservasi tanah dan air. Proses tersebut tidak boleh sampai merusak lingkungan maupun media tanamnya.
Ditambah lagi, pola penamaman yang baik sebenarnya sangat penting. Ini dapat menghindari risiko bencana alam seperti longsor, tanah amblas, dan sebagainya.
4. Pemupukan
Kriteria bahan organik yang layak dijadikan pupuk, ialah:
- Berasal dari kebun atau luar kebun yang diolah secara organik
- Kotoran ternak, kompos sisa tanaman, pupuk hijau, jerami, urin ternak, sampah kota (kompos), dan bahan organik lain yang tidak tercemar zat-zat beracun
- Pupuk buatan (mineral), kapur, kieserite, dolomite, dan fosfat batuan
- K2SO4 (Kalium Sulfat) dengan takaran maksimal 40 kg/ha
- Urea, ZA, SP36/TSP, dan KCl tidak boleh digunakan
- Semua zat pengatur tumbuh tidak boleh digunakan.
5. Pengelolaan Hama
Pestisida hayati boleh dimanfaatkan, sebaliknya semua jenis pestisida buatan berbahan kimia tidak diizinkan, kecuali yang sudah terdaftar di IFOAM.
Setelah mengetahui prinsip dasar dan apa itu pertanian organik, berikut beberapa manfaat dari sistem budi daya berbasis alam yang perlu kamu ketahui.
Manfaat Pertanian Organik
Setidaknya, terdapat tiga manfaat utama dalam praktik pertanian organik. Ketiga poin tersebut mencakup bidang ekonomi, kesehatan serta lingkungan hidup, seperti:
1. Meningkatkan Pendapatan Petani
Dari penjabaran di atas, dapat dipastikan bahwa produksi pertanian organik lebih sehat daripada pertanian non-organik atau konvensional.
Mengingat tren gaya hidup sehat dan berkelanjutan makin digandrungi masyarakat, enggak heran jika produk pangan semacam ini laris-manis di pasaran.
Sebab permintaannya melonjak, harga jual produk tersebut pun terbilang tinggi. Nilai profitnya secara global diperkirakan mencapai US$ 20 miliar per tahun, lho.
2. Meningkatkan Kualitas Produk Pertanian
Sudah jadi rahasia umum, penggunaan pestisida berbahan kimia dapat mempengaruhi kesuburan dan keseimbangan ekosistem pertanian.
Walaupun cara ini ampuh membasmi hama-hama pertanian, namun pestisida turut membunuh organisme baik penunjang kesuburan lahan tersebut.
Karena itu dengan menerapkan sistem pertanian organik, lahan pertanian menjadi lebih subur. Limbah pertanian pun berkurang dan kualitas air tanah makin baik.
Kandungan pH tanah yang terjaga juga menguntungkan bagi petani. Tanahnya menjadi makin subur, sehingga mampu menghasilkan produk pertanian berkualitas.
3. Biaya Operasional Relatif Rendah
Dibandingkan model pertanian non-organik, biaya atau ongkos operasional budi daya berbasis lingkungan relatif lebih rendah.
Dengan menjalankan sistem pertanian organik, para petani tidak perlu mengeluarkan ongkos lebih untuk biaya pestisida.
Pemerintah sendiri mendukung upaya ini melalui berbagai program, salah satunya lewat bantuan pupuk organik seperti kompos dan kandang.
Demikian ulasan lengkap mengenai apa itu pertanian organik. Setelah membaca penjabaran di atas, apakah kalian tertarik mencoba sistem budi daya tersebut?
Nantikan berbagai artikel menarik lain dari Lokakita.com ya, Rangers.
Semoga bermanfaat!